Scene 1
DM bertugas jaga poli saraf dan nganamnesa serta meriksa pasien baru. Datang seorang laki-laki 56 tahun (di statusnya gitu) dengan keluhan yang abstrak…..
DM1: Keluhannya apa pak?
DM2: *Meriksa tekanan darah pasien
Pasien: Tulang saya rasanya mau pecah!!
DM1: ……. * bingung mau nulis keluhan utamanya apa
DM2: ……. * jadi merasa sangat ingin periksa ke poli THT, serasa tidak percaya dengan yang dia dengar….
DM3: Nyerinya seperti apa Pak?
Pasien: Sakit terasa dari sini *sambil nunjukin kepala* sampai sini *nunjukin ujung kaki*
DM1: krik krik….. * lebih terlihat seperti orang dengan serangan absence……
DM2: *nyari ember buat nampung ludahnya DM1…
DM3: *mikir, penyakit apa yang keluhannya dari kepala sampai kaki?????* dari mana Pak nyerinya?
Pasien: *nunjukin pinggangnya sampai kaki
DM1: krik krik….. * mulai mikir…. Bisa ya nyeri dikorting?????
DM2: nyerinya menjalar atau di situ-situ saja pak?
Pasien: Dari pinggang menjalar sampai lutut
DM3: LBP mungkin
Karena pasien semakin abstrak akhirnya segera dilakukan pemeriksaan fisik, dan tidak ditemukan keanehan kecuali articulatio genu-nya yang bengkak.
DM1: Apa ni jadinya diagnosis klinisnya?
DM2: Atralgia, topisnya di genu, etiologinya tak tau, jadi low back pain?
DM3: Tulis aja arthritis. Ayo dah salah ga papa pasti tar dibenerin, pasiennya kan emang abstrak…..
Akhirnya pasien dimasukan ke dokter spesialis sarafnya.
DM1: Pasien ini mengeluhkan nyeri dari pinggang menjalar sampai lutut sejak sebulan yang lalu, Dokter. Nyerinya menetap. Nyeri dirasakan makin lama makin berat saat aktivitas. Terasa kaku, sakit saat digerakan. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan neurologis, Dokter. Kecuali Kernig-nya yang positif dan lututnya bengkak, Dokter. Diagnosis klinisnya atralgia, topisnya art genu, etiologinya arthritis, Dokter…..* Siap-siap mengerjakan PR lagi….
dr.Sp.S: Nyerinya di mana Pak?
Pasien: Di sini dokter * langsung nunjuk lututnya
DM2 dan 3: *Saling pandang penuh arti…. Tidak…. Kita ditipu pasien….
dr. Sp.S: *nulis resep trus ngeganti dx etiologisnya jadi OA (Osteoartritis). DM-DM konyol itu akhirnya tidak dapat PR lagi…..
Di luar ruang praktek dr. Sp.S
DM2: Untung keluhannya ga kamu tulis tulang mau pecah…….
Lessons to learn: Anamnesa itu ga gampang, apalagi kalo pasiennya orang awam, beda bahasa, dan crosscheck berkali-kali itu perlu. Jangan pernah takut salah, nantinya kita tak akan berani mencoba dan tak tahu yang benar seperti apa…..
Scene 2
Pasien konsulan dari mata datang dengan pengantarnya dengan penampakan ptosis mata kiri.
Pengantar (PP): Saya mau minta surat pengantar operasi.
DM1: Sebentar bu saya periksa dulu. Ini matanya nutupnya mendadak atau perlahan-lahan?
PP: Perlahan-lahan ini Dok, ceritanya kan habis kecelakaan trus matanya tiba-tiba nutup.
DM1: …… *merasa ada yang salah dengan pertanyaannya….
DM2: …… * dalam hati berkata “Ni PP perlu disekolahin cara berbahasa yang baik dan benar…”
DM1: Kecelakaannya dari arah mana bu? Dari depan atau belakang atau dari samping gitu?
PP: Iya Dok, dari depan.
DM2: Dari depan gini bu? *sambil memperagakan dengan gaya sinetron-sinetron Indonesia
PP: Nggak Dok, dari sini. * sambil memperagakan gaya kecelakaan dari belakang…….
DM1 dan DM2: ……… * dalam hati mereka berdua “Ya Allah tolong Baim Ya Allah…..”
DM1 : Mari saya periksa bu…. * berharap segera menyelesaikan wawancara absurd tadi…
Dari pemeriksaan fisik ditemukan parese pada NIII kiri. Lalu pasien dimasukan ke dr. Sp.S.
DM1: Dokter ini ada pasien, Ny. XXX, 38 th, konsulan dari mata dengan keluhan mata menutup sebelah kiri. Pasien sebelumnya kecelakaan, trus menutupnya ini tiba-tiba dan tidak ada perbaikan dengan istirahat. Dari pemeriksaan didapatkan diagnosis klinis parese nervus III, topisnya NIII perifer, diagnosis etiologinya et causa trauma.
dr. Sp.S memeriksa pasiennya sebentar…….
Lima menit kemudian……….
dr. Sp.S: Ya, sudah betul ini parese nervus III. *ke pasiennya* ibu ini obatnya diambil di depan, minggu depan kontrol lagi.
DM1: Mari bu, ikut saya… *dengan tersenyum manis…..
PP: Dok, kakak saya ini mau dioperasi Dok.
dr. Sp.S: Loh!!! Kenapa harus dioperasi?
PP: Kata dr.Sp.M harus dioperasi Dok.
dr. Sp.S: Ibu… ini yang lemah sarafnya saja, dengan obat-obatan bisa baik, tapi harus rajin kontrol.
PP: Tapi pasien ini mau operasi Dok! *Ngotot minta operasi
DM1 dan DM2: *Mematung tanpa kata…..
dr. Sp.S: dr. Sp.M bilang mau dioperasi apa? *dengan gaya yang nyungkani….
PP: Operasi plastik! *dengan mantap dan yakin!
DM1: ……. *diam mematung dan pucat sambil mikir kira-kira ada plastik bekas tidak buat disumbangin….
DM2: ……. *berjalan mundur diam-diam dan ngakak dibalik korden bersama DM-DM yang laen, dan membiarkan DM1 sebagai tumbalnya……
Moral of story: Ehm… apa ya??? Ya Allah tolong Baim Ya Allah….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar