Alkisah seorang pasien laki-laki *penampakannya seperti itu, kalo kejantanannya, saya tidak tau* dengan Abses Peritonsil Sinistra akan diinsisi absesnya di Poli THT...
dr. Sp.THT: Kamu ini punya udun di amandelmu, biar sembuh harus dipecah udunnya. Saya minta ijin buat mecahin udun yang di mulutmu, boleh atau tidak?
Pasien: Yakit Dok? Yangan yakit-yakit ya, boyeh deh Dok. *Hot Potato Voice mode on*
dr. Sp.THT: Kalo sakit sih iya, tapi kalo udah pecah kamu bisa tidur enak malam ini. Gimana?
Pasien: Iya yeh Dok....
15 menit kemudian, dr. Sp.THT sudah siap melakukan insisi abses, kepala pasien sudah dipegangi alias difiksasi, dan suction telah terpegang oleh DM1 *kalo di band-band mirip ama profesi penting yang pegang kabel*, dan scalpel sudah terpegang erat di tangan.... tiba-tiba...
Pasien: Yunggu-yunggu!!!!!
dr. Sp.THT: Kenapa?
Pasien: *Ke DM2* Mas......... Yoyeh hegang hanganna? *Langsung pegangan tangan DM2 tanpa persetujuan DM2* Yuyah Dokter.....
DM2: *Melihat ke teman-temannya dengan pandangan selamatkan saya....*
Insisi pun dimulai...
Pasien: Eghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh................... *Sudah mirip sekali dengan ibu-ibu hamil bukaan 10*
DM2: *Merem melek, tangannya diremas habi-habisan oleh sang mas-mas pasien....*
DM sisanya: *Bisik-bisik mengomentari betapa mesranya mereka berdua.....*
DM2: Habis ini mas pasien boleh kok pinjam pundak saya..........
Pasien: *Memandang DM2 dengan mata berkaca-kaca*
Pasien dan DM2 saling berpandangan, dan tiba-tiba ruangan tindakan hanya milik mereka berdua dan bunga-bunga bermunculan dimana-mana......
Cerita diatas hanya fiktifbelaka, tapi beneran, temen saya diremas habis-habisan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar